Kamis, 11 Desember 2014

Kebanyakan media sosial dan blogger kini sibuk memperkatakan fenomena pelik yang berlaku di seluruh dunia dan didakwa sebagai tanda awal kiamat.

Negara beriklim tropika dan panas mula menerima kesan akibat perubahan cuaca mendadak pada tahun ini dan sebahagian kawasan seperti Mesir serta Vietnam turut dilitupi salji tebal.

Perubahan magnet pada kerak bumi menyebabkan Kutub Utara bergerak dengan lebih cepat ke arah Siberia untuk berada pada kedudukan 40 darjah.

Beberapa kajian mendapati pergerakan itu berlaku semakin laju iaitu pada jarak 42 km sebulan dan dianggarkan berganjak sebanyak 2 km sehari pada 2013.

Ia merentasi garisan Khatulistiwa untuk berada pada kedudukan 40 darjah di selatan.

Jika keadaan itu berlaku, seluruh permukaan bumi berkemungkinan akan berubah seperti dipaparkan dalam filem sains fiksyen berjudul '2012'.



Quote:

Quote:Paling memeranjatkan, kawasan Amerika Selatan terutamanya Brazil didakwa akan menjadi Kutub Utara manakala India menjadi Kutub Selatan.
Bagaimana dengan nasib Malaysia? Ia dikatakan akan membeku dan berada sebaris dengan India, sekali gus meletakkan garisan Khatulistiwa berada di Antartika.

Bandar pesisir pantai bakal tenggelam dan Australia Barat dipercayai turut mengalami nasib sama serta setengah negara mengalami waktu siang atau malam lebih panjang.

Fenomena medan kutub bumi menyongsang dikhuatiri mengakibatkan bencana alam lebih dahsyat seperti taufan, gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Selain itu, ia juga akan memberi kesan besar kepada ekosistem dan migrasi haiwan yang selama ini bergantung kepada perubahan musim dan iklim di sesuatu kawasan.

Medan magnet bumi juga akan menjadi lemah dan terdedah kepada fenomena ribut suria serta sinaran kosmik iaitu partikel bertenaga tinggi dan gelombang elektromagnet dari angkasa lepas.

Pergerakan kutub memang sedang berlaku dan ia boleh dilihat menerusi kejadian bencana alam yang didakwa berpunca daripada pemanasan global dan perubahan iklim secara mendadak sejak akhir-akhir ini.

Pelbagai teori didedahkan menyebabkan saintis menganggarkan medan magnet akan menyongsang dalam tempoh dua tahun lagi berdasarkan pergerakan kutub yang semakin laju


Quote:


Quote:Adakah keadaan itu akan berlaku atau ia hanya sebuah lagi spekulasi seperti ramalan kiamat 2012 yang digembar-gemburkan pada tahun lalu?

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Quote:Ini Lima Fakta Magnet Kutub Utara Bumi Alami Pergeseran







Quote:REPUBLIKA.CO.ID, Bumi memiliki dua magnet utama yaitu magnet kutub utara dan magnet kutub selatan. Namun apakah arah magnet kutub utara selalu menunjuk pada daerah Kutub Utara?

Menurut para ilmuwan, magnet kutub utara selalu bergerak dan tidak selalu menunjuk kearah Kutub Utara. Dan inilah fakta pergeseran magnet kutub utara.



1. Lapisan Cair

Para ilmuwan sudah mengetahui magnet kutub utara di bumi selalu berpindah lokasi. Ini dikarenakan kutub-kutub magnet bumi terbentuk dari lapisan besi cair yang berada dalam inti bumi. Pergerakan magnet kutub utara ini masih belum bisa diprediksi oleh para ahli. Namun, para ilmuwan perpendapat, pergerakan magnet kutub utara ini masih dalam batas normal. Dan kemungkinan akan kembali mengarah ke Kutub Utara.



2. Pergerakan Magnet Bumi

Berdasarkan penelitian, kekuatan magnet bumi telah menurun 10 persen dalam kurun waktu 150 tahun. Selain itu, Joseph Stoner, seorang ahli paleomagnetik mengatakan selama 150 tahun terakhir, kutub utara magnet bergerak menjauh dari arah Kutub Utara sepanjang 1.100 Km.

3. Kutub Utara Magnet

Magnet kutub utara di bumi pertama kali ditemukan pada tahun 1831. Ketika dilakukan pengukuran kembali pada 1904, letak magnet utara bumi sudah bergerak sejauh 50 kilometer dari lokasi sebelumnya. Dan pergerakan ini semakin menjauh setiap abadnya.





4. Kompas

Pergerakan magnet kutub utara bumi ini tentu saja berpengaruh terhadap kompas sebagai alat penunjuk kutub bumi. Dengan adanya hal ini para pemandu arah harus bisa terus menyesuaikan perbedaan arah magnet kutub utara bumi. Karena magnet kutub utara tidak lagi mengarah pada Kutub Utara. Sehingga ketika ingin menunjukkan lokasi kota tertentu, derajat sudutnya selalu berubah-ubah dan bisa membuat bingung para pengguna kompas kedepannya.



Danau Arktik LINK berubah

5. Danau Arktik

Para ilmuwan terus meneliti tentang pergerakan kutub utara magnet bumi ini dengan cara merekam endapan-endapan yang ada di beberapa danau di daerah Kutub Utara. Endapan-endapan tersebut diperkirakan merekam pergeseran medan magnetik dari kutub utara magnet bumi pada waktu-waktu tertentu.

Dalam melacak pergerakan medan magnet dari kutub bumi, para peneliti menggunakan detektor karbon. Mereka mengetahui kutub utara magnet bumi telah berubah secara signifikan dalam 1000 tahun. Menurut peneliti, pergerakan kutub utara magnet bumi ini bergerak di antara Kanada bagian utara dan daerah Siberia. Namun disuatu waktu, pergerakan magnet kutub utara bumi ini bergerak acak.





-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Quote:Waktu lebih singkat

Ahli geofisika NASA, Richard Gross mengungkapkan, tingkat rotasi bumi menjadi lebih cepat sekitar 1,8 mikrodetik akibat gempa berkekuatan 9,0 skala Richter yang melanda Jepang pada 2011.

"Gempa kelima terkuat di dunia sejak 1900 itu juga menyebabkan waktu sehari yang seharusnya setara 24 jam menjadi lebih singkat tanpa disadari masyarakat," katanya.

Dimaklumi, getaran dahsyat tersebut mengakibatkan kepulauan Honshu beranjak sampai 2,4 meter dengan pembentukan rekahan di bawah dasar laut sepanjang ratusan kilometer selain sumbu bumi berubah pada jarak hampir 10 cm.

Ahli Geofisika Pusat Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), Kenneth Hudnut menginformasikan, peta dari Lembaga Informasi Geospatial (GSI) menunjukkan ada pola transisi melibatkan area yang besar setelah gempa terjadi.

Arah Perputaran Aliran Sungai Amazon
Orang-orang mengatakan : Aliran suatu sungai selalu mengarah ke timur. Sebenarnya sejumlah sungai besar di dunia, pada kenyataannya memang mengalir ke arah timur.

Termasuk sungai terbesar di dunia, Sungai Amazon, di Amerika Selatan. Berdasarkan laporan BBC pada tanggal 24 Oktober 2006, dulunya aliran sungai Amazon ini pernah mengarah kearah barat, bukannya mengarah ke timur seperti sekarang ini.

Para peneliti dari University of North Carolina (UNC) berhasil menyimpulkan suatu temuan dari hasil penelitian terhadap lapisan batu di Sungai Amazon. Mereka masih belum dapat memastikan waktu yang tepat kapan berubahnya arah aliran sungai ini, perkiraan mereka adalah sekitar 65 juta tahun silam, atau mungkin juga lebih lama lagi. Sebelum itu, arah aliran Sungai Amazon mengarah ke barat.





Bagaimana jika kutub magnetik (medan magnet) bumi bertukar posisi yang utara menjadi selatan dan sebaliknya? Tidak ada seorang pun yang merasakan, melihat atau menyadari bahwa kutub magnetik Bumi terus berpindah dengan cepat. Tidak juga jarum kompas, yang tetap menunjuk ke arah utara. Namun penelitian para ahli geofisika menunjukan, dinamika di inti Bumi menyebabkan pindahnya kutub magnetik Bumi lebih ke utara. Di antara inti Bumi yang cair dan panas, serta kerak Bumi yang dingin, terjadi gerakan konveksi panas terus menerus. Rotasi Bumi menyebabkan pergerakan panas itu membentuk semacam pusaran. Perubahan pada rotasi Bumi, menyebabkan pindahnya kutub magnetik tsb.
Volker Haak peneliti dari pusat penelitian kebumian di Potsdam Jerman-GFZ, melaporkan, kutub magnetik Bumi bergerak dari Kanada ke arah Rusia. Kecepatan pergerakannya dalam beberapa tahun terakhir ini terus meningkat, dari rata-rata 10 kilometer per tahun, menjadi 50 kilometer per tahunnya. Jika kecepatan itu tetap konstan, dalam waktu 50 tahun, kutub magnetik Bumi akan pindah sampai ke Siberia. Pengamatan menunjukan sejak tahun 1.600 kutub magnetik Bumi telah berpindah beberapa kali.
Perpindahan kutub magnetik Bumi, bukanlah fenomena luar biasa. Penelitian para ahli geofisika terhadap arah megnetisme pada batuan menunjukan, rata-rata setiap 250.000 – 500.000 tahun sekali medan magnet Bumi berubah arah. Perubahan kutub magnetik terakhir, terjadi sekitar 750.000 tahun lalu. Perubahan kutub magnetik Bumi, tidak berdampak apapun bagi Bumi itu sendiri. Akan tetapi di zaman teknik canggih seperti saat ini, dampaknya amat besar pada umat manusia. Jika dalam pergerakannya, medan magnet yang melindungi Bumi menghilang, walaupun dalam waktu singkat, dampaknya akan sangat terasa.
Ketika medan magnet menghilang, Bumi kehilangan pelindung dari serangan angin matahari. Pancaran partikel ter-ionisasi akan menembus jauh ke bawah atmosfir Bumi. Saklar-saklar berukuran mikro atau nano dalam chips komputer akan terpengaruh. Instrumen pada pesawat terbang atau satelit menjadi kacau. Juga jaringan pemasok enegi dan informasi akan terganggu berat. Kedengarannya seperti cerita fiksi ilmiah, akan tetapi semuanya nyata. Manusia sudah memasuki zaman teknologi, dimana gangguan dari luar angkasa akan sangat berpengaruh.
Selain itu, meningkatnya kadar pancaran kosmis dapat mengancam keberadaan lapisan ozon di atmosfir. Akibatnya dapat terbentuk lapisan awan tebal. Iklim global akan mengalami perubahan dan kutub utara semakin mendingin. Tidak tertutup kemungkinan, juga kasus kanker kulit meningkat. Sebuah skenario bencana yang mengerikan. Akan tetapi perubahan iklim dan meningkatnya pancaran kosmis, tidak berlaku dalam waktu singkat dalam ukuran manusia. Fenomena pertukaran kutub magnetik Bumi, biasanya berlangsung dalam waktu 1000 tahun atau lebih, demikian laporan pusat penelitian kebumian di Potsdam. Namun berdasarkan ukuran waktu Bumi rentang waktu 1000 tahun memang relatif singkat.
Walaupun demikian, di beberapa kawasan di Bumi, perubahan kutub magnetik Bumi sudah terasa dampaknya. Misalnya pada ketinggian di atas 10.000 meter di atas kawasan Atlantik selatan, dosis pancaran sinar kosmisnya ribuan kali lebih tinggi dibanding kawasan udara di Asia. Penghuni stasiun ruang angkasa internasional ISS, terpapar pancaran partikel terionisasi sekitar 90 persen dari dosis aman, pada saat satelitnya melewati kawasan Atlantik selatan. Padahal dalam satu hari, ISS hanya melintasi kawasan tsb hanya selama 10 menit.
Dengan bantuan satelit Jerman, “Champ” sejak bulan Juli tahun 2000, para peneliti di GFZ mendapatkan data akurat mengenai perkembangan global medan magnet. Berdasarkan data terakhir, terbukti intensitas medan magnet Bumi sejak tahun 1979 sudah berkurang 1,7 persen. Bahkan di kawasan Atlantik selatan, pengurangan intensitasnya sudah mencapai 10 persen. Perubahan medan magnetik di permukaan Bumi tsb, adalah akibat perubahan dinamika fluida pada inti Bumi. Bahkan diamati, gerakan dinamika inti Bumi tidak hanya berhenti sejenak, bahkan mulai bergerak ke arah berlawanan. Para ahli menduga, akan terjadi pertukaran kutub magnetik Bumi dari Utara ke Selatan.
Para ahli kebumian bahkan sudah melapokan adanya kawasan anomali. Di kawasan tsb, jarum kompas tidak lagi menunjuk arah utara, akan tetapi sebaliknya. Pengamatan selama 20 tahun dari tahun 1980 sampai tahun 2000 menunjukan, semakin meluasnya kawasan yang jarum kompasnya menunjukan arah terbalik tsb. Menurut para peneliti, di kawasan inti Bumi kemungkinan terjadi gerakan yang berlawanan dengan dinamika unsur besi cair. Apa yang disebut antisiklus inilah yang menjadi penyebab jarum kompas menunjuk arah selatan, bukan lagi utara seperti lazimnya.
Lembaga antariksa AS-NASA dan lembaga luar angkasa Eropa-ESA, dewasa ini bekerjasama lebih erat, untuk meneliti perubahan medan magnetik Bumi tsb. Kedua lembaga antariksa terkemuka di dunia itu, meluncurkan berbagai program penelitian cuaca di luar angkasa. Sasarannya untuk dapat meramalkan, kapan terjadinya badai matahari. Ramalan diharapkan dapat ditarik tiga hari sebelum terjadinya bagai. Sebab badai kosmis dari matahari, memerlukan waktu tiga hari untuk mencapai Bumi. Dengan begitu, dapat diambil langkah yang diperlukan, untuk mencegah dampak dari badai kosmis tsb.
- See more at: http://mediaonlinenews.com/dunia/bagaimana-jika-kutub-medan-magnet-bumi-terbalik#sthash.3mVNRTSH.dpuf

Bagaimana jika kutub magnetik (medan magnet) bumi bertukar posisi yang utara menjadi selatan dan sebaliknya? Tidak ada seorang pun yang merasakan, melihat atau menyadari bahwa kutub magnetik Bumi terus berpindah dengan cepat. Tidak juga jarum kompas, yang tetap menunjuk ke arah utara. Namun penelitian para ahli geofisika menunjukan, dinamika di inti Bumi menyebabkan pindahnya kutub magnetik Bumi lebih ke utara. Di antara inti Bumi yang cair dan panas, serta kerak Bumi yang dingin, terjadi gerakan konveksi panas terus menerus. Rotasi Bumi menyebabkan pergerakan panas itu membentuk semacam pusaran. Perubahan pada rotasi Bumi, menyebabkan pindahnya kutub magnetik tsb.
Volker Haak peneliti dari pusat penelitian kebumian di Potsdam Jerman-GFZ, melaporkan, kutub magnetik Bumi bergerak dari Kanada ke arah Rusia. Kecepatan pergerakannya dalam beberapa tahun terakhir ini terus meningkat, dari rata-rata 10 kilometer per tahun, menjadi 50 kilometer per tahunnya. Jika kecepatan itu tetap konstan, dalam waktu 50 tahun, kutub magnetik Bumi akan pindah sampai ke Siberia. Pengamatan menunjukan sejak tahun 1.600 kutub magnetik Bumi telah berpindah beberapa kali.
Perpindahan kutub magnetik Bumi, bukanlah fenomena luar biasa. Penelitian para ahli geofisika terhadap arah megnetisme pada batuan menunjukan, rata-rata setiap 250.000 – 500.000 tahun sekali medan magnet Bumi berubah arah. Perubahan kutub magnetik terakhir, terjadi sekitar 750.000 tahun lalu. Perubahan kutub magnetik Bumi, tidak berdampak apapun bagi Bumi itu sendiri. Akan tetapi di zaman teknik canggih seperti saat ini, dampaknya amat besar pada umat manusia. Jika dalam pergerakannya, medan magnet yang melindungi Bumi menghilang, walaupun dalam waktu singkat, dampaknya akan sangat terasa.
Ketika medan magnet menghilang, Bumi kehilangan pelindung dari serangan angin matahari. Pancaran partikel ter-ionisasi akan menembus jauh ke bawah atmosfir Bumi. Saklar-saklar berukuran mikro atau nano dalam chips komputer akan terpengaruh. Instrumen pada pesawat terbang atau satelit menjadi kacau. Juga jaringan pemasok enegi dan informasi akan terganggu berat. Kedengarannya seperti cerita fiksi ilmiah, akan tetapi semuanya nyata. Manusia sudah memasuki zaman teknologi, dimana gangguan dari luar angkasa akan sangat berpengaruh.
Selain itu, meningkatnya kadar pancaran kosmis dapat mengancam keberadaan lapisan ozon di atmosfir. Akibatnya dapat terbentuk lapisan awan tebal. Iklim global akan mengalami perubahan dan kutub utara semakin mendingin. Tidak tertutup kemungkinan, juga kasus kanker kulit meningkat. Sebuah skenario bencana yang mengerikan. Akan tetapi perubahan iklim dan meningkatnya pancaran kosmis, tidak berlaku dalam waktu singkat dalam ukuran manusia. Fenomena pertukaran kutub magnetik Bumi, biasanya berlangsung dalam waktu 1000 tahun atau lebih, demikian laporan pusat penelitian kebumian di Potsdam. Namun berdasarkan ukuran waktu Bumi rentang waktu 1000 tahun memang relatif singkat.
Walaupun demikian, di beberapa kawasan di Bumi, perubahan kutub magnetik Bumi sudah terasa dampaknya. Misalnya pada ketinggian di atas 10.000 meter di atas kawasan Atlantik selatan, dosis pancaran sinar kosmisnya ribuan kali lebih tinggi dibanding kawasan udara di Asia. Penghuni stasiun ruang angkasa internasional ISS, terpapar pancaran partikel terionisasi sekitar 90 persen dari dosis aman, pada saat satelitnya melewati kawasan Atlantik selatan. Padahal dalam satu hari, ISS hanya melintasi kawasan tsb hanya selama 10 menit.
Dengan bantuan satelit Jerman, “Champ” sejak bulan Juli tahun 2000, para peneliti di GFZ mendapatkan data akurat mengenai perkembangan global medan magnet. Berdasarkan data terakhir, terbukti intensitas medan magnet Bumi sejak tahun 1979 sudah berkurang 1,7 persen. Bahkan di kawasan Atlantik selatan, pengurangan intensitasnya sudah mencapai 10 persen. Perubahan medan magnetik di permukaan Bumi tsb, adalah akibat perubahan dinamika fluida pada inti Bumi. Bahkan diamati, gerakan dinamika inti Bumi tidak hanya berhenti sejenak, bahkan mulai bergerak ke arah berlawanan. Para ahli menduga, akan terjadi pertukaran kutub magnetik Bumi dari Utara ke Selatan.
Para ahli kebumian bahkan sudah melapokan adanya kawasan anomali. Di kawasan tsb, jarum kompas tidak lagi menunjuk arah utara, akan tetapi sebaliknya. Pengamatan selama 20 tahun dari tahun 1980 sampai tahun 2000 menunjukan, semakin meluasnya kawasan yang jarum kompasnya menunjukan arah terbalik tsb. Menurut para peneliti, di kawasan inti Bumi kemungkinan terjadi gerakan yang berlawanan dengan dinamika unsur besi cair. Apa yang disebut antisiklus inilah yang menjadi penyebab jarum kompas menunjuk arah selatan, bukan lagi utara seperti lazimnya.
Lembaga antariksa AS-NASA dan lembaga luar angkasa Eropa-ESA, dewasa ini bekerjasama lebih erat, untuk meneliti perubahan medan magnetik Bumi tsb. Kedua lembaga antariksa terkemuka di dunia itu, meluncurkan berbagai program penelitian cuaca di luar angkasa. Sasarannya untuk dapat meramalkan, kapan terjadinya badai matahari. Ramalan diharapkan dapat ditarik tiga hari sebelum terjadinya bagai. Sebab badai kosmis dari matahari, memerlukan waktu tiga hari untuk mencapai Bumi. Dengan begitu, dapat diambil langkah yang diperlukan, untuk mencegah dampak dari badai kosmis tsb.
- See more at: http://mediaonlinenews.com/dunia/bagaimana-jika-kutub-medan-magnet-bumi-terbalik#sthash.3mVNRTSH.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar